Kamis, 27 Mei 2010

Prolog

Hari ini cuaca sangat bersahabat. Matahari menampakkan diri dengan malu-malu di ufuk timur menandakan waktunya pergi ke sekolah. Oh iya kita belom kenalan. Hehe. Namaku Cheryn. Aku bersekolah di SMP Mido. Hari ini aku harus mendapatkan hasil dari jerih payahku belajar semalam. Aku udah belajar tentang Perang Dunia semalam suntuk sampai kurang tidur. Aku yakin akan mendapat hasil yang terbaik. Ya hari ini ada ulangan sejarah.

"Tiiiiin.....Tiiiiinnn" klakson jemputanku berbunyi tepat saat aku selesai memakai sepatu. Aku segera berpamitan pada orang tuaku dan masuk ke dalam mobil jemputan.
"Hai Cheryn ,udah belajar buat ulangan sejarah?"Kata temanku, Vita
"Udah dong. Kalo ga aku bisa dapet nilai jelek nanti,"kataku sambil mengikat tali sepatuku.
"Alaah, lo mah ga usah belajar juga dapet nilai bagus. Lo kan pinter,"Rano menimpali.
"Hahaha" aku hanya tertawa mendengar ucapannya. Di kelas memang aku tergolong anak yg pintar dan rajin. Bukannya pamer, tapi teman teman dan guru guru ku juga sependapat denganku. Intinya aku pintar dan aku menyadarinya.

Sesampainya di sekolah , aku langsung masuk ke kelas dan membaca ulang buku sejarahku."Hei, lagi ngapain?" Tanya Kiko, Sang pembuat onar nomor wahid di kelas, tapi dia tidak berani macam macam kepadaku karena dia pernah punya pengalaman buruk denganku.
"Lagi belajar sejarah lah. Gak bisa liat?"Kataku cuek.
"Oh. Anak rajin. Iyalah kalo ga rajin mana mungkin bisa pinter," katanya lagi.
"Udah deh. Lu mendingan diem . Gw mau belajar. Pergi sana!" kataku kesal.Dia pun melangkah pergi sambil menggerutu. Aku melanjutkan membaca.Kriiiiiing bel masuk pun berbunyi. Setelah guru sejarah, Pak Sapra masuk, kelas langsung menjadi tenang. Beliau memang terkenal sebagai guru killer di sekolah ini.
"STAND UP, GREETING" kataku. Aku memang ketua kelas di kelas 7-6 ini.Setelah berdoa bersama dan greeting , pak Sapra mulai berbicara:" Baik anak-anak kita mulai ulangan kita, kalau ada yang menengok barang sedikit saja, saya anggap mencontek . Lalu kertasnya saya ambil dan nilainya 0". Pak Sapra mulai membagikan kertas soal. Aku terbelalak melihat soalnya. Gampang Banget!pikirku.Aku mulai mengerjakan soal soal dengan lancar. Waktu yg diberikan 50 menit dan aku mengerjakan dalam 20 menit. "Baik anak-anak waktu sudah habis, tukar dengan teman sebelah kalian," kata Pak Sapra.Aku menukar dengan teman sebelahku ,Fanie. Ternyata prediksiku benar. Nilai sempurna berhail kudapatkan.

Setelah pelajaran sejarah selesai, sekarang waktunya pelajaran matematika. Bu Heni , guru matematika memasuki kelas dengan wajah letih. Ternyata ia habis mengkoreksi ulangan matematika kemarin yang begitu banyak. setelah greeting Bu Heni menanyakan siapa yg tidak membuat PR mat. Beberapa anak mengangkat tangan. Mereka disuruh mengerjakan di depan kelas. Setelah selesai membahas PR, Bu Heni mulai memanggil satu-persatu murid di kelasku dan membacakan nilai ulangan matematika. Saat sampai di namaku beberapa anak di kelasku memandangku iri.Lagi-lagi nilai sempurna tercetak di kertas ulanganku. Nilai 100 memang sering kudapatkan.

Selanjutnya, pelajaran Bahasa Indonesia. Tes berbicara nilai tertingginya didapatkan oleh Rizky, rival beratku di kelas ini.Nilai tertinggi kedua baru didapatkan olehku. Kami memang sering bersaing tapi selama ini aku lebih sering berada diatasnya.Kriiiiing bel istirahat berbunyi. Aku segera keluar kelas dan makan ke kantin. Setelah itu aku pergi ke perpustakaan di lantai 2. Aku ingin mencari sesuatu disana. Sesuatu yang penting.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar