Sabtu, 29 Mei 2010

Bab 5

Aku masih penasaran tentang apa yang ingin dibicarakan Rizky. Tapi rasa penasaranku terkalahkan oleh rasa kuatirku akan nilai kuis fisika kemarin. Agar bisa melupakan semua masalah, aku memutar lagu lagu yang ada di handphoneku sambil menghempaskan diri di kasurku. Menit demi menit berlalu. Mataku terasa semakin berat. Aku tidak memedulikan suara berisik yang berasal dari dapur. Dalam hitungan detik semuanya menjadi gelap.

Penutup mataku dibuka paksa, setelah itu suruhan orang itu langsung pergi . Mataku mencoba mengenali tempat ini, namun aku sama sekali tidak tahu dimana ini. Tanganku masih dalam keadaan terikat erat.Tiba tiba terdengar suara tawa yang familiar dari ujung ruangan. Hah? Dia? Orang itu berjalan semakin dekat ke arahku .
"Halo Cheryn," kini orang itu berada di depan mukaku. Orang itu memakai topeng, tapi aku mengenali matanya!
"Gimana lo bisa masuk ke rumah gue?"
"Gampang, gue tinggal bilang gue itu temen kerja kelompok lo ke pembantu lo dan dia bilang lo ada dikamar. Terus sebelum gue bawa lo keluar, pembantu lo gue bius dulu. Tenyata gampang juga ya, hahaha"
"Apa urusan lo ama gue? Kenapa elo bawa gue kesini? Apa salah gue?" Aku berkata dengan setengah berteriak.
 "Lo mau tau? Salah lo itu. Lo TERLALU PINTER. Gue muak sama guru guru yang sering nge-banggain lo. Lo tau? Orang tua gue bahkan muji muji lo dan suruh gue jadi kyak lo!" Sosok itu berkata sambil menundingku.
"Kenapa marah sama gue? Marah aja sama guru dan ortu lo! Kalo lo mau pinter, lo harus BELAJAR. Ngerti?" Aku tentu saja tak terima disalahkan seperti itu.
"Gak usah banyak omong! Akhirnya, sekarang hidup lo bakal ber-akhir. Gabakal ada lagi yang namanya Cheryn si nomor satu. Huahahahahaha," setelah berkata seperti itu ,  ia mulai mengeluarkan pisaunya. "Biar lo gak mati penasaran, gue bakal ngebuka topeng gue," ia mulai membuka penutup wajahnya itu. Ternyata benar. Dia itu....



Hah? Itu cuma mimpi? Saat terbangun hari sudah pagi. Aku baru ingat kalau hasil kuis fisika kemarin akan dibagi hari ini. Apa mimpi itu mempunyai suatu pertanda? Aduh dapet berapa ya? Ah iya aku juga harus ketemu sama Rizky buat ngomongin soal kemaren. Dia mau ngomong apa sih sebenernya?

Sesampainya di depan kelas beberapa anak menanyaiku. Termasuk Kiko, si pembuat onar ."Cheryn, lo udah jadian ma Rizky ya?" Kata Kiko .
" Iya tuh liat aja kemaren di perpus berduaan," Rano menyambung. Ternyata dia melihat kejadian kemarin.
" Eh pas pulang aja liat ga kemaren mereka ngobrol berduaan lho, " Carol menimpali. Anak-anak disitu.langsung heboh. Suasana berubah menjadi seperti pasar. Mukaku langsung memerah bukan karena malu tapi karena kesal.
"WOOIII GUE PERLU BILANG BERAPA KALI SIH . GUE GA PACARAN MA RIZKY. DAN GW GA MAU ADA GOSIP GA BERMUTU GITU. NGERTI?!" Kataku dengan suara yang cukup keras. Semua anak di situ terdiam. Aku melangkah masuk ke dalam kelas .Semua kursi sudah terisi tinggal satu kursi di baris paling depan tapi di pojok. Ya sudahlah aku ga tau itu tas siapa aku taruh saja di situ. Aku ga peduli. Aku lagi mikirin hasil kuis fisikaku.Kriiiing. Bel masuk berbunyi. Aku deg-degan menanti hasil kuis fisikaku. "Dapet berapa nih?" pikirku dengan agak cemas. Ditambah lagi aku mendapat sebuah kejutan
" Ah Lace, ternyata kamu disini. Kupikir ditempat kita yang biasa." kataku begitu mengetahui kalau Lace duduk di sebelahku. 
" Ah iya nih ryn, tempat kita udah diambil sama orang lain, jadi terpaksa disini deh." 
" Yaudahlah gapapa. Yang penting masih dapat tempat duduk. Hehe. Kamu ganti tas ya? Sampe aku ga ngenalin . Haha," kataku sambil tertawa kecil.
" Iya nih, aku ganti tas baru, kan hari ini aku ulang tahun jadi dikasih sama orang tuaku kemarin,"kata Lace riang. 
" Oh iya," aku menepok jidat. "Happy Birthday ya.Ini hadiah buatmu," aku mengeluarkan sebatang cokelat yang kebetulan kubawa dan menyerahkan coklat itu padanya sambil tersenyum.
" Wah.. Thanks ya" kata Lace sambil mengambil cokelt itu. Lace memang pecinta cokelat.
" Iya sama-sama," kataku. Hari pelajaran pertama adalah Fisika. Aduh dapet berapa nih kuis kemaren. Pikiranku kalut. Akhirnya hasil kuis kemarin dibagikan oleh Pak Yakob. Beberapa anak kelihatan pucat pasi melihat nilai kuis mereka. Ah aku dapat 95. Syukurlah. Aku meneliti dimana kesalahanku. Astaga rupanya salahku sekecil lubang jarum. Aku hanya salah menjumlahkan padahal caranya sudah benar.
" Dapet berapa Cher?" tanya Lace. 
" 95" jawabku singkat
" Gila.Dewa. Jago banget!" kata Lace.
" Emang kamu dapet berapa?" tanyaku.
" 97,"kata Lace. 
" Beh itu mah lebih dewa pake banget , Lace" kataku. Kami tertawa kecil. 


Setelah ini pelajaran komputer. Aku lupa hari ini ada ulangan teori. Untungnya kami diberi waktu 1 jam pelajaran untuk belajar. Setelah itu kertas soal dibagikan. Aduh gue ga bisa beberapa nomor nih  batinku. Akhirnya aku asal mengisi saja. Sekarang waktunya ditukar. Nilai pun dibacakan. Aku mendapatkan nilai 82. Aku menghembuskan napas lega. Maklumlah aku hanya belajar 40 menit. Setelah pelajaran komputer, waktunya istirahat. Aku membeli makanan di kantin karena hari ini aku tidak membawa bekal. Lace menemaniku jajan. Saat berada beberapa meter dari kelas, aku mendengar seseorang berteriak. Aku sepertinya kenal suara itu. Ah itu suara Carol. Dari dalam kelas!

4 komentar:

  1. kebaca banget sii akhirnya, jadi gak menarik gtu klo alurnya udah kebaca. kayak di sinetron2 gitu ceritanya ;))

    BalasHapus
  2. Haha..Kali ini aku agak setuju sama kak kezia. Bener, kath. Terlalu gampang ditebak. Tapi udah bagus kok.. Tingkatkan lagi ya! :)

    BalasHapus
  3. ow.. haha..seep.. thx for comment :D

    BalasHapus
  4. udah diedit gede gedean kok. hhe

    BalasHapus