Senin, 31 Mei 2010

Bab 6

     "Kenapa, Carol? Kok lo teriak teriak?" Aku baru akan menghampiri Carol yang kelihatan ketakutan sekali. Tapi, langkahku terhenti saat melihat pemandangan di depanku. Carol tiba tiba memeluk Rizky! Ada peraaan aneh yang melintas di hatiku ketika melihat hal itu. Kalau didefinisikan itu seperi perasaan marah. Hei, ada apa dengan diriku? Melihatku, Rizky berusaha melepaskan pelukan Carol.
     "I..itu ada se....setaan!" Carol makin ketakutan . Ia menutup wajahnya sambil menunjuk 'setan' itu. Murid murid disitu juga kelihatan takut. Hah? Setan? Aku melihat arah yang ditunjuk Carol. Setan ini memakai baju panjang berwarna putih dengan wig dan berusaha membuat mukanya kelihatan seseram mungkin. Oke, apa setan itu lebih trendi daripada aku sampai memakai wig segala?  Sepertinya dunia per-setan-an sudah semakin maju. Setelah kuperhatikan, setan ini cukup lucu. Ia seperti berusaha menahan tawa. Muka seramnya kelihatan sekali dibuat buat.Dan dia sedang duduk di bangkuku. Apa? Bangkuku?
     "Oke, kita liat itu setan beneran atau cuma BADUT KELAS," aku menghampiri setan itu. Sayangnya, sebelum aku melakukan aksiku, dia sudah mengaku duluan.
     "Woyy ampun, ini gue.. ini gue..jangan ngelakuin apa apa Cher, please," pinta 'setan' itu dengan nada memohon. Lucu juga ya melihat setan seperti ini. Kontan, teman teman sekelas langsung menyoraki 'setan' itu. "Kenapa sih, selalu lo yang bikin gagal rencana gue Cher? Selalu lo," katanya dengan nada sinis. Setelah mengatakan itu, si 'setan' langsung pergi keluar kelas. Kali ini aku yang jadi pusat perhatian. Untunglah, kejadian awkward itu tidak perlu berlangsung lama karena Pak Petrus udah memasuki kelas diiringi suara bel. Si setan pun sudah kembali ke bangkunya dengan seragamnya lagi. Sial, kenapa aku jadi merasa bersalah. Aku kan sudah melakukan hal yang benar!

     "Cher, nanti, gue mau ngomong sama lo di taman sekolah pas istirahat ke 2," Kiko tiba tiba menghampiriku. Aku hanya mengangguk. Ia langsung pergi. Tak biasanya ia seserius ini. Kali ini aku sangat penasaran tentang apa yang ingin dikatakannya. Waktu terasa sangat lama. Aku ingin cepat cepat istirahat ke 2 supaya bisa tahu apa yang ingin dikatakannya.

     Bel istirahat pun akhirnya berbunyi. Kiko keluar paling pertama seperti biasanya. Aku mengikutinya dari jauh. Seampainya di taman, aku segera menuju ke bangku dimana Kiko duduk. Ia memberikan isyarat padaku untuk duduk di sebelahnya. Suasana menjadi agak awkward karena tidak adayang memulai pembicaraan.
     "Sorry," aku akhirnya buka mulut."Soal yang tadi, gue gak bermaksud bik-" kalimatku terhenti . Kiko menoleh padaku.
     "Lo gak perlu minta maaf, Cher. Lagipula, sebenernya gue yang salah," akhirnya ia membuka mulut. "Setelah gue pikir , ternyata gue ngelakuin itu semua buat cari perhatian. Biar gue diperhatiin. Soalnya gue bukan anak pinter kayak lo , Cher, gue iri banget sama lo," Aku hanya terdiam mendengarkan ucapannya.
     "Tapi, akhir akhir ini, gue ngerasa , kalo ternyata gue itu... gue itu.. gue suka sama lo Cher," aku makin tak bisa berkata apa apa. Aku mulai terbawa suasana yang diciptakannya."Lo.. mau gak jadi pacar gue?" Ia menatapku dalam dalam. Aku tak tahu harus menjawab apa.Tiba tiba aku melihat sesuatu di balik semak semak."Cher, lo mau gak jadi pacar gue?" Kiko mengulang pertanyaannya.
     "Gak," kataku dengan santai. Ia terlihat sangat terkejut.
     "Kenapa?" Tanyanya dengan muka kecewa. Aku hanya menjawabnya dengan menunjuk semak semak . Ia menoleh.  "Udah gue duga," katanya sambil tersenyum. "Lo itu gak cuma pinter di pelajaran," sambungnya.
      "Guys, ayo balik. Gue gagal ngerjain nona jenius ini," Kiko berkata pada sekumpulan anak yang daritadi berembunyi di balik semak semak. Mereka pun berjalan pergi. Tiba tiba ia berbalik lagi. "Cher," ia menghentikan kalimatnya.
      "Gak sepenuhnya yang gue katakan itu bohong. Gue emang suka sama lo dari lama. Dan setelah ngeliat kepinteran lo hari ini, gue makin suka sama lo," setelah mengatakan hal itu ia langsung pergi. Aku lagi lagi terdiam dibuatnya. Jantungku berdegup semakin kencang. Apakah kali ini ia berkata yang sebenarnya?

Sabtu, 29 Mei 2010

Bab 5

Aku masih penasaran tentang apa yang ingin dibicarakan Rizky. Tapi rasa penasaranku terkalahkan oleh rasa kuatirku akan nilai kuis fisika kemarin. Agar bisa melupakan semua masalah, aku memutar lagu lagu yang ada di handphoneku sambil menghempaskan diri di kasurku. Menit demi menit berlalu. Mataku terasa semakin berat. Aku tidak memedulikan suara berisik yang berasal dari dapur. Dalam hitungan detik semuanya menjadi gelap.

Penutup mataku dibuka paksa, setelah itu suruhan orang itu langsung pergi . Mataku mencoba mengenali tempat ini, namun aku sama sekali tidak tahu dimana ini. Tanganku masih dalam keadaan terikat erat.Tiba tiba terdengar suara tawa yang familiar dari ujung ruangan. Hah? Dia? Orang itu berjalan semakin dekat ke arahku .
"Halo Cheryn," kini orang itu berada di depan mukaku. Orang itu memakai topeng, tapi aku mengenali matanya!
"Gimana lo bisa masuk ke rumah gue?"
"Gampang, gue tinggal bilang gue itu temen kerja kelompok lo ke pembantu lo dan dia bilang lo ada dikamar. Terus sebelum gue bawa lo keluar, pembantu lo gue bius dulu. Tenyata gampang juga ya, hahaha"
"Apa urusan lo ama gue? Kenapa elo bawa gue kesini? Apa salah gue?" Aku berkata dengan setengah berteriak.
 "Lo mau tau? Salah lo itu. Lo TERLALU PINTER. Gue muak sama guru guru yang sering nge-banggain lo. Lo tau? Orang tua gue bahkan muji muji lo dan suruh gue jadi kyak lo!" Sosok itu berkata sambil menundingku.
"Kenapa marah sama gue? Marah aja sama guru dan ortu lo! Kalo lo mau pinter, lo harus BELAJAR. Ngerti?" Aku tentu saja tak terima disalahkan seperti itu.
"Gak usah banyak omong! Akhirnya, sekarang hidup lo bakal ber-akhir. Gabakal ada lagi yang namanya Cheryn si nomor satu. Huahahahahaha," setelah berkata seperti itu ,  ia mulai mengeluarkan pisaunya. "Biar lo gak mati penasaran, gue bakal ngebuka topeng gue," ia mulai membuka penutup wajahnya itu. Ternyata benar. Dia itu....



Hah? Itu cuma mimpi? Saat terbangun hari sudah pagi. Aku baru ingat kalau hasil kuis fisika kemarin akan dibagi hari ini. Apa mimpi itu mempunyai suatu pertanda? Aduh dapet berapa ya? Ah iya aku juga harus ketemu sama Rizky buat ngomongin soal kemaren. Dia mau ngomong apa sih sebenernya?

Sesampainya di depan kelas beberapa anak menanyaiku. Termasuk Kiko, si pembuat onar ."Cheryn, lo udah jadian ma Rizky ya?" Kata Kiko .
" Iya tuh liat aja kemaren di perpus berduaan," Rano menyambung. Ternyata dia melihat kejadian kemarin.
" Eh pas pulang aja liat ga kemaren mereka ngobrol berduaan lho, " Carol menimpali. Anak-anak disitu.langsung heboh. Suasana berubah menjadi seperti pasar. Mukaku langsung memerah bukan karena malu tapi karena kesal.
"WOOIII GUE PERLU BILANG BERAPA KALI SIH . GUE GA PACARAN MA RIZKY. DAN GW GA MAU ADA GOSIP GA BERMUTU GITU. NGERTI?!" Kataku dengan suara yang cukup keras. Semua anak di situ terdiam. Aku melangkah masuk ke dalam kelas .Semua kursi sudah terisi tinggal satu kursi di baris paling depan tapi di pojok. Ya sudahlah aku ga tau itu tas siapa aku taruh saja di situ. Aku ga peduli. Aku lagi mikirin hasil kuis fisikaku.Kriiiing. Bel masuk berbunyi. Aku deg-degan menanti hasil kuis fisikaku. "Dapet berapa nih?" pikirku dengan agak cemas. Ditambah lagi aku mendapat sebuah kejutan
" Ah Lace, ternyata kamu disini. Kupikir ditempat kita yang biasa." kataku begitu mengetahui kalau Lace duduk di sebelahku. 
" Ah iya nih ryn, tempat kita udah diambil sama orang lain, jadi terpaksa disini deh." 
" Yaudahlah gapapa. Yang penting masih dapat tempat duduk. Hehe. Kamu ganti tas ya? Sampe aku ga ngenalin . Haha," kataku sambil tertawa kecil.
" Iya nih, aku ganti tas baru, kan hari ini aku ulang tahun jadi dikasih sama orang tuaku kemarin,"kata Lace riang. 
" Oh iya," aku menepok jidat. "Happy Birthday ya.Ini hadiah buatmu," aku mengeluarkan sebatang cokelat yang kebetulan kubawa dan menyerahkan coklat itu padanya sambil tersenyum.
" Wah.. Thanks ya" kata Lace sambil mengambil cokelt itu. Lace memang pecinta cokelat.
" Iya sama-sama," kataku. Hari pelajaran pertama adalah Fisika. Aduh dapet berapa nih kuis kemaren. Pikiranku kalut. Akhirnya hasil kuis kemarin dibagikan oleh Pak Yakob. Beberapa anak kelihatan pucat pasi melihat nilai kuis mereka. Ah aku dapat 95. Syukurlah. Aku meneliti dimana kesalahanku. Astaga rupanya salahku sekecil lubang jarum. Aku hanya salah menjumlahkan padahal caranya sudah benar.
" Dapet berapa Cher?" tanya Lace. 
" 95" jawabku singkat
" Gila.Dewa. Jago banget!" kata Lace.
" Emang kamu dapet berapa?" tanyaku.
" 97,"kata Lace. 
" Beh itu mah lebih dewa pake banget , Lace" kataku. Kami tertawa kecil. 


Setelah ini pelajaran komputer. Aku lupa hari ini ada ulangan teori. Untungnya kami diberi waktu 1 jam pelajaran untuk belajar. Setelah itu kertas soal dibagikan. Aduh gue ga bisa beberapa nomor nih  batinku. Akhirnya aku asal mengisi saja. Sekarang waktunya ditukar. Nilai pun dibacakan. Aku mendapatkan nilai 82. Aku menghembuskan napas lega. Maklumlah aku hanya belajar 40 menit. Setelah pelajaran komputer, waktunya istirahat. Aku membeli makanan di kantin karena hari ini aku tidak membawa bekal. Lace menemaniku jajan. Saat berada beberapa meter dari kelas, aku mendengar seseorang berteriak. Aku sepertinya kenal suara itu. Ah itu suara Carol. Dari dalam kelas!

Bab 4

Aku segera pergi ke perpustakaan dengan sedikit lemas walaupun tidak selemas tadi. Sesampainya di perpustakaan mataku mencari-cari dimana Rizky. Ah itu dia aku menemukannya di bagian fiksi . Dia sedang membaca sebuah novel. Tunggu novel apa itu? sepertinya itu novel Laskar Pelangi. Ah sudahlah itu tidak penting. Aku hanya ingin tau untuk apa ia ingin menemuiku disini? " Hei Riz tadi kenapa pingin ketemu sama aku di sini?" Kataku begitu aku bertemu dengannya.
"Ah Cheryn sebenarnya aku mau bilang klo a......"
"Cheryn!!!! Sini deh" kata Lace memanggilku . Rupanya ia tidak melihatku sedang mengobrol dengan Rizky. "Eh Rizky aku kesana bentar ya,"
"Iya" kata Rizky dengan nada kecewa.
"Liat deh gambar yg ini bagus ya?"kata Lace begitu aku tiba di mejanya.
"Iya, bagus ," kataku . Setelah mengobrol sebentar dengan Lace aku kembali ke tempat Rizki berada. Dia sepertinya sudah menungguku.
"Umm kamu mau ngomong apa tadi Riz?" tanyaku lagi.
"Aku mau bilang kalau aku sebene........." kriiiing bel masuk berbunyi lagi. Kali ini muka Rizky berubah menjadi lebih kecewa.
"Maaf ya Riz,nanti aja pas pulang sekolah kita omongin," kataku mencoba menghiburnya.
"Ok. Pulang sekolah," katanya lebih bersemangat. Saat pelajaran Mat, aku kurang bisa konsentrasi.
Aduh kenapa ya? Kok pikiranku jadi agak kacau. kataku dalam hati. Saat pelajaran sesekali aku melihat ke arah Rizki. Rupanya dia memperhatikanku dari tadi . Setelah pelajaran mat sekarang pelajaran native.Aduh rasanya pingin cepet cepet pulang! Permohonan ku dikabulkan. Bel tanda pulang pun berbunyi tak lama kemudian. Beberapa murid berkata "Yes!" karena pelajaran ini memang membosankan. Setelah berdoa murid-murid langsung menghambur keluar dari kelas. Ah iya aku ada janji untuk bertemu dengan Rizki di depan gerbang.

Aku segera berlari turun . Di depan gerbang Rizki sudah menungguku. Aku yang masih sedikit pusing nyaris jatuh. Tapi Rizki menangkap tanganku. " Ah makasih ya Riz, kamu tadi mau ngomong apa sih?"
" Jadi sebenernya aku mau ngomong kalo aku seb......," Tiiiiiin klakson mobil jemputanku berbunyi. Lagi-lagi kalimat Rizki tak terselesaikan. Rizki menjadi sangat kecewa.
" Udahlah Rizki nanti kita teleponan aja. Pasti ga ada kalimat kepotong lagi. OK?" kataku lagi.
" OK" katanya walaupun tidak terlalu bersemangat.Aku segera naik ke mobil jemputanku.
Sesampainya di rumah aku segera meraih handphoneku. "Halo" kata suara di seberang telepon
" Halo Rizki?"kataku.
"Eh Cheryn."kata Rizki. Nadanya kelihatan gembira.
"Jadi sebenernya kamu mau ngomong apa Riz"tanyaku penasaran"
 Hmm jd aku mau ngomong kalau aku seb........""tiit tiiiit tiiit" .Ah teleponnya putus. Sudahlah besok saja di sekolah.

Bab 3

Hari ini aku terbangun dengan agak merasa pusing. Kepalaku terasa agak berat. Aku merasa lemas. Mungkin karena kecapekan kemaren. Aku rasanya ingin terus berada di tempat tidurku. Masalahnya hari ini ada kuis fisika. Aku harus masuk sekolah. Dengan agak terpaksa aku bangun dari tempat tidurku.

Setelah bersiap-siap, klakson jemputanku berbunyi. Aku pun berpamitan dan masuk ke mobil jemputan.  "Udah belajar buat kuis fisika Cher? Eh mukamu kok pucat sih?" tanya Vita begitu aku masuk ke jemputan.
"Udah kok. Mmm gapapa kok," aku mencoba tersenyum.

Saat sampai di sekolah aku melihat beberapa anak berkerumun. Ada apa sih? Ah udahlah aku ga peduli. Aku menaruh tasku di sebelah tas sahabatku Lace. Tiba-tiba Fanie menghampiriku.
" Eh Cher gosipmu sama Rizky udah menyebar loh. Cie," kata Fanie dengan muka sumringah.
" Apa sih Fan? Aku udah bilang aku ga mau ada gosip gituan! Udahlah aku lagi cape!!" Kataku dengan setengah membentak. Fanie tampak terkejut. Ia terdiam sejenak. Aku sendiri cukup kaget mendengar kata kata yang keluar dari mulutku.
" Iya. Eh mukamu kenapa pucat Cher? Kamu sakit?" Akhirnya uaranya kembali keluar.
" Gak kok . Gapapa,"
" Oh yaudah." Katanya . Setelah itu ia berjalan pergi ke luar kelas.Pelajaran pertama yaitu pkn.
"STAND UP, GREETING," kataku dengan agak kurang bersemangat. Ah...rasanya mengantuk sekali waktu mendengarkan penjelasan Ms.Rine hari ini.
Pelajaran kedua adalah fisika. Kuis pun dimulai. Aku mengerjakannya dengan kurang bersemangat walaupun aku bisa. Tidak seperti biasanya aku mengerjakannya dengan waktu yg cukup lama. Saat bel tanda pelajaran berakhir berbunyi aku baru selesai. "Kamu kenapa Cher hari ini? Kok ga semangat gitu?" Tanya Lace saat istirahat pertama.
"Gapapa kok" kataku sambil berusaha tersenyum. Hari ini aku males ke Perpustakaan karena edang cape. Akhirnya aku hanya mengobrol dengan beberapa teman. Saat bel masuk berbunyi ,Rizky  menghampiriku
" Eh Cher, nanti istirahat ke 2 ke bisa ke perpus?"
"Mmm ya udah deh," kataku walau sedikit terpaksa . Ada apa ya? Kok Rizky tiba tiba rajin ke perpus? Dan anehnya kenapa aku menuruti kemauannya ?  Ah udahlah ga usah terlalu dipikirkan. Pelajaran biologi pun dimulai . Aku segera mengumpulkan klipingku pada Ms. Ely begitu juga anak anak yang lain. Setelah itu pelajaran Agama. Rasa mengantuk begitu menguasaiku, tetapi aku berusaha melawannya. Akhirnya bel istirahat ke dua berbunyi. Ah iya aku ingat Rizky mengajakku ke perpus.

Jumat, 28 Mei 2010

Bab 2

Perasaan diikuti itu tak mau pergi. Aku tidak mempedulikannya. Aku berjalan terus ke perpustakaan. Akhirnya, karena penasaran, aku pun menoleh ke belakang. "Rizky? Ngapain kamu disini?"tanyaku heran. "Eh..engga kok aku mau ke perpus. Mau belajar buat kuis fisika disana," ia juga membawa buku dan catatan fisikanya.
"Oooh yaudah pergi bareng aja ," kataku
"Eh?" Rizky tampak terkejut namun mukanya kelihatan senang.
"Kenapa?" Tanyaku bingung. Aku sangat heran pada tingkah Rizky yang aneh hari ini.
"Gak papa kok. Yaudah ayo," kata Rizky.Kami pun berjalan bersama ke perpustakaan. Sesampainya di perpustakaan aku mengambil tempat duduk di tempat favoritku. Dekat jendela . Ya aku memang suka duduk di tempat dekat jendela karena dari situ aku bisa melihat ke arah jalanan. Rizky mengambil tempat duduk ditempat yang agak pojok. Aku mulai membuka cetak fisikaku dan merangkum yang penting-penting di buku catatanku. Aku juga membaca catatan yang telah kutulis saat mendengarkan penjelasan tadi. Saat sedang asik-asiknya belajar , Rizky menghampiriku.
"Eh Cher, kamu bisa ajarin aku yang ini ?" Ia menunjuk soal tentang black's principle. Aku memperhatikan soal itu sebentar mencoba mencari jawaban yang tepat.
"Mmm yang ini caranya begini, " aku mulai menjelaskan padanya. Angka angka mulai bermunculan di kertas yang tadinya kosong. Ia pun akhirnya mengangguk mengerti lalu mengucapkan terima kasih dan kembali ke tempatnya. Aku melanjutkan belajarku. Tak lama berselang, bel masuk kembali bersuara.

Akhirnya sekarang pelajaraan apres. Aku mengambil apres drama. Hari ini akan ada latihan membaca puisi. Beberapa temanku gagal dan harus mengulang. Sekarang tiba giliranku. Yes! Aku lulus dengan nilai tertinggi. Setelah melalui pelajaran lainnya, sekarang  waktunya pulang. Aku segera keluar. Saat aku sudah sampai di luar aku bertemu dengan sahabatku,Lace. Kami ngobrol sebentar tentang hal-hal yang kurang penting sambil tertawa tawa gak jelas. Setelah menunggu beberapa lama , mobil jemputanku pun akhirnya berjalan mengantarakan para siswa pulang ke rumahnya. Aku selalu diantar pulang pertama kali karena rumahku paling dekat.

Setelah sampai di rumah aku melemparkan tasku ke kursi sofa. Ritual setelah pulang sekolah pun aku lakukan. Mandi-makan-online. Hanya saja kalau ada ulangan yang cukup sulit, aktivitas online terpaksa diganti dengan kata yang tidak terlalu kusukai. Belajar. Berhubung fisika tidak terlalu sulit tapi tidak terlalu gampang, waktu online ku hanya 1 jam. Setelah itu aku harus les fisika. Ya... sekalian belajar lah buat kuis besok. Di les aku paling cepat belajar dan menyelesaikan soal.

Sesampainya di rumah, aku masih harus belajar lagi untuk kuis besok .Yah soalnya kata mamaku buat persiapan kalo ada pertanyaan dadakan. Tapi yaudahlah gapapa. Hari ini termasuk hari yang melelahkan.  Udah di sekolah penuh test , dirumah masih harus belajar. Harapanku mudah-mudahan besok aku bisa mendapatkan nilai yang bagus.

Bab 1

Di Perpustakaan ini aku sedang mencari bahan untuk kliping Biology tentang klasifikasi mahluk hidup . Sesampainya di Perpustakaan aku langsung disambut oleh penjaga perpustakaan. " Hi Cheryn , lagi nyari informasi untuk tugas atau cuma baca baca saja?" Sapa pak Loren. Aku memang sering ke sini baik untuk mencari tugas maupun sekedar membaca .
" Ah mau nyari bahan buat kliping biologi pak, " jawabku sambil tersenyum ramah. Aku segera masuk ke dalam dan pergi ke bagian rak berlabel Biology. Saat aku mulai masuk ke lorong, disana aku melihat seseorang sedang sibuk mencari buku di bagian Biology juga .Aku mendekatinya. Sepertinya aku kenal dia. Ah itu Rizky. Sedang apa dia disini? Tumben sekali. Biasanya dia ngobrol bersama teman teman  nya di kelas.
" Ah. Hai Cheryn," kata Rizky saat melihatku Ia meletakkan kembali buku yang sedang dipegangnya ke rak.
"Sedang apa kamu disini, Ky? Tumben , biasanya di kelas," kataku sambil mencari buku yang kumaksud.
"Ngg......Aku mau ketemu ka....." Rizky terhenti di kalimat itu.
" Hah?" Tanyaku bingung.
"Anu....Eh engga. Aku mau nyari informasi buat kliping biologi kok."katanya setelah terlihat berpikir keras..
"Oh. Sama dong. Aku juga lagi nyari. Ah itu dia,"kataku sambil mengambil sebuah buku yang cukup tebal bersampul hijau.
"Mana?"tanya Rizky .
" Bentar. Nih dia. Aku mau pinjem dulu ah," kataku sambil berjalan ke meja peminjaman.
"Kayaknya kamu udah hafal tata letak buku disini ya?" Rizky mengikutiku sambil tersenyum.
"Ah engga ju...." kriiiiiing bel masuk pun berbunyi tepat saat aku elesai mendapatkan stempel peminjaman. "Aku duluan ya," lanjutku.
"Ya," katanya singkat. Aku segera berlari keluar. Aku sampai di kelas tepat saat laoshi Rika sampai di depan pintu. Aku segera masuk.Tak lama kemudian , Rizky langsung masuk.
"Tadi abis darimana ryn?"
"Dari perpus, kenapa?" tanyaku bingung.
" Berdua ma Rizky ya? Cieeeeee"kata fanie sambil tersenyum
"Heh Fanie! Dia itu nyari informasi buat kliping Bio,aku jg. Jangan bikin gosip ya aneh-aneh deh"kataku kesal.
" Iya-iya sory" kata fanie. Aku memang tidak menyukai siapa-siapa di sekolah ini. Aku lebih fokus pada pelajaran. Lagian pacaran itu memuakkan tau! Pokoknya aku ga mau sampe ribet lah! Setelah pelajaran mandarin, pelajaran Fisika yang terkenal cukup sulit pun tiba. Walaupun begitu, Pak Yakob mselalu mempunyai cara yang jitu untuk mengajar. Bel penanda istirahat ke-2 pun berbunyi ditengah penjelasan Pak Yakob. Sebelum murid murid keluar, beliau mengingatkan bahwa besok akan ada kuis. Aku langsung pergi  ke Perpustakaan sambil membawa buku dan catatan fisikaku. Tapi, entah kenapa aku merasa ada seseorang yang mengikutiku.

Kamis, 27 Mei 2010

Prolog

Hari ini cuaca sangat bersahabat. Matahari menampakkan diri dengan malu-malu di ufuk timur menandakan waktunya pergi ke sekolah. Oh iya kita belom kenalan. Hehe. Namaku Cheryn. Aku bersekolah di SMP Mido. Hari ini aku harus mendapatkan hasil dari jerih payahku belajar semalam. Aku udah belajar tentang Perang Dunia semalam suntuk sampai kurang tidur. Aku yakin akan mendapat hasil yang terbaik. Ya hari ini ada ulangan sejarah.

"Tiiiiin.....Tiiiiinnn" klakson jemputanku berbunyi tepat saat aku selesai memakai sepatu. Aku segera berpamitan pada orang tuaku dan masuk ke dalam mobil jemputan.
"Hai Cheryn ,udah belajar buat ulangan sejarah?"Kata temanku, Vita
"Udah dong. Kalo ga aku bisa dapet nilai jelek nanti,"kataku sambil mengikat tali sepatuku.
"Alaah, lo mah ga usah belajar juga dapet nilai bagus. Lo kan pinter,"Rano menimpali.
"Hahaha" aku hanya tertawa mendengar ucapannya. Di kelas memang aku tergolong anak yg pintar dan rajin. Bukannya pamer, tapi teman teman dan guru guru ku juga sependapat denganku. Intinya aku pintar dan aku menyadarinya.

Sesampainya di sekolah , aku langsung masuk ke kelas dan membaca ulang buku sejarahku."Hei, lagi ngapain?" Tanya Kiko, Sang pembuat onar nomor wahid di kelas, tapi dia tidak berani macam macam kepadaku karena dia pernah punya pengalaman buruk denganku.
"Lagi belajar sejarah lah. Gak bisa liat?"Kataku cuek.
"Oh. Anak rajin. Iyalah kalo ga rajin mana mungkin bisa pinter," katanya lagi.
"Udah deh. Lu mendingan diem . Gw mau belajar. Pergi sana!" kataku kesal.Dia pun melangkah pergi sambil menggerutu. Aku melanjutkan membaca.Kriiiiiing bel masuk pun berbunyi. Setelah guru sejarah, Pak Sapra masuk, kelas langsung menjadi tenang. Beliau memang terkenal sebagai guru killer di sekolah ini.
"STAND UP, GREETING" kataku. Aku memang ketua kelas di kelas 7-6 ini.Setelah berdoa bersama dan greeting , pak Sapra mulai berbicara:" Baik anak-anak kita mulai ulangan kita, kalau ada yang menengok barang sedikit saja, saya anggap mencontek . Lalu kertasnya saya ambil dan nilainya 0". Pak Sapra mulai membagikan kertas soal. Aku terbelalak melihat soalnya. Gampang Banget!pikirku.Aku mulai mengerjakan soal soal dengan lancar. Waktu yg diberikan 50 menit dan aku mengerjakan dalam 20 menit. "Baik anak-anak waktu sudah habis, tukar dengan teman sebelah kalian," kata Pak Sapra.Aku menukar dengan teman sebelahku ,Fanie. Ternyata prediksiku benar. Nilai sempurna berhail kudapatkan.

Setelah pelajaran sejarah selesai, sekarang waktunya pelajaran matematika. Bu Heni , guru matematika memasuki kelas dengan wajah letih. Ternyata ia habis mengkoreksi ulangan matematika kemarin yang begitu banyak. setelah greeting Bu Heni menanyakan siapa yg tidak membuat PR mat. Beberapa anak mengangkat tangan. Mereka disuruh mengerjakan di depan kelas. Setelah selesai membahas PR, Bu Heni mulai memanggil satu-persatu murid di kelasku dan membacakan nilai ulangan matematika. Saat sampai di namaku beberapa anak di kelasku memandangku iri.Lagi-lagi nilai sempurna tercetak di kertas ulanganku. Nilai 100 memang sering kudapatkan.

Selanjutnya, pelajaran Bahasa Indonesia. Tes berbicara nilai tertingginya didapatkan oleh Rizky, rival beratku di kelas ini.Nilai tertinggi kedua baru didapatkan olehku. Kami memang sering bersaing tapi selama ini aku lebih sering berada diatasnya.Kriiiiing bel istirahat berbunyi. Aku segera keluar kelas dan makan ke kantin. Setelah itu aku pergi ke perpustakaan di lantai 2. Aku ingin mencari sesuatu disana. Sesuatu yang penting.